
Arti Syukron – Pada zaman yang semakin modern ini, kita sering mendengar orang lain berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing seperti bahasa Arab, Inggris, dan lain-lain.
Begitu juga dengan kalimat “Syukron”, yang merupakan bahasa Arab, namun sering digunakan dan seolah-olah menjadi bahasa nasional. Namun, tahukah kamu arti dari kalimat “Syukron” dan kapan seharusnya digunakan? Artikel ini akan memberikan penjelasannya.
BACA JUGA : Syukron Artinya dan Contoh Penggunaannya
Apa Arti Syukron
Apa arti syukron ? Merupakan salah satu dari beberapa pertanyaan berikut ini yang memiliki arti sama. Beberapa pertanyaan tersebut adalah :
Syukron Artinya Apa
Arti Kata Syukron
Arti Syukron Adalah
Arti Dari Syukron
Apa Arti Syukron Dalam Bahasa Arab
Syukron Artinya Dalam Bahasa Indonesia
Arti Kata Syukron Dalam Bahasa Arab
Arti Syukron Dalam Bahasa Arab
Syukron Artinya Dalam Bahasa Arab
Syukron Artinya Bahasa Indonesia
Arti Kalimat Syukron Yang Benar
Arti Bahasa Arab Syukron
Apa arti dari kata “syukron”? Kata “syukron” merupakan kata dalam bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “syukr” yang berarti “terima kasih” dan “an” yang berarti “atas”. Jadi, secara harfiah, kata “syukron” berarti “terima kasih atas”.
Kata “syukron” sering digunakan dalam bahasa Indonesia sebagai ungkapan terima kasih atas sesuatu yang telah diberikan atau dilakukan. Misalnya, jika seseorang memberikan sesuatu kepada kita, kita bisa mengucapkan “syukron” sebagai tanda terima kasih atas bantuannya.
Selain itu, kata “syukron” juga bisa digunakan untuk menunjukkan rasa terima kasih atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Misalnya, jika seseorang sehat setelah sempat sakit, ia bisa mengucapkan “syukron” sebagai ungkapan terima kasih atas kesembuhannya.
Kata “syukron” merupakan kata yang sangat penting dalam agama Islam, karena menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada Tuhan atas segala nikmat yang diberikan. Oleh karena itu, kata “syukron” sering digunakan dalam doa dan aktivitas keagamaan lainnya.
Jadi, kata “syukron” adalah ungkapan terima kasih yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia, baik untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada sesama manusia maupun kepada Tuhan. Dengan mengucapkan “syukron”, kita dapat menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada orang lain atau kepada Tuhan atas segala bantuan dan nikmat yang diberikan.
BACA JUGA : Syukron Jazilan Artinya dan Penggunaanya
Bagaimana Cara Menjawab Ucapan Syukron

Ketika seseorang yang tidak familiar dengan kalimat Syukron mendengar seseorang lain mengucapkannya, tentunya akan merasa bingung dan belum percaya diri untuk menjawabnya. Namun, ternyata menjawab kalimat Syukron sangat mudah dan sederhana. Sebenarnya, cara menjawabnya sama dengan menjawab kata-kata terima kasih yaitu dengan mengucapkan kalimat Afwan yang artinya sama-sama.
Afwan digunakan untuk menunjukkan rasa rendah diri pada seseorang yang telah memberikan sesuatu atau membantu dalam suatu kegiatan. Dikatakan dalam hadis Rosulullah SAW, bahwa kita dianjurkan untuk mengucapkan Syukron bagi yang diberi dan Afwan bagi yang memberi. Dengan demikian, akan terjalin rasa saling mengasihi dan saling mendoakan di antara kedua belah pihak.
Mengucapkan Syukron dan kemudian dibalas dengan jawaban Afwan juga merupakan cara untuk membalas kebaikan seseorang yang telah diberikan kepada kita. Seperti yang diterangkan dalam hadis Rosulullah SAW, membalas kebaikan orang lain adalah suatu hal yang sangat penting dalam ajaran Islam.
Hadis Pertama
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله تعالى عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “مَنِ اسْتَعاَذَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعِيْذُوْهُ، وَمَنْ سَأَلَكُمْ بِاللَّهِ فَأَعْطُوْهُ، وَمَنْ أَتَى إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفاً فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا فاَدْعُوْا لَهُ.” أَخْرَجَهُ الْبَيْهَقِيُّ.
Dari shahābat Ibnu ‘Umar Radhiyallāhu anhumā ia berkata : Dari Rasūlullāh Shallallāhu ‘Alayhi Wasallam, Beliau bersabda:
Artinya : “Barangsiapa yang memohon pertolongan kepada kalian dengan bertawasul (dengan menyebut nama Allāh) maka tolonglah dia. Dan barangsiapa yang meminta kepada kalian dengan menyebut nama Allāh maka penuhilah permintaannya. Dan barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah (kebaikan tersebut). Jika kalian tidak mendapati (apa yang bisa kalian buat balas kebaikan tersebut) maka do’akanlah dia (orang yang berbuat baik tersebut).”
(HR. Imam Baihaqi, hadist shahīh, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan disepakati oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullāh Ta’āla)
Hadis tersebut merupakan perintah dari Allāh untuk membantu sesama manusia yang meminta pertolongan dengan menyebut nama Allāh (bertawasul), memenuhi permintaan mereka yang juga menyebut nama Allāh, dan membalas kebaikan yang diterima. Jika tidak dapat membalas kebaikan tersebut, maka diharapkan untuk berdoa untuk orang yang telah berbuat baik tersebut.
Hadis Ke Dua
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
Artinya : “Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.”
(Shahih) Takhrijut Targhib (2/55), Ash Shahihah (617): [Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 87-Bab Maa Jaa-a fii Man Tasyabba’a bimaa Lam Yu’thihi.

Hadis tersebut menyatakan bahwa jika seseorang menerima kebaikan dari orang lain, maka dia harus membalas kebaikan tersebut dengan cara yang sesuai. Jika tidak mungkin membalas kebaikan tersebut dengan cara yang sama, maka dia harus berterima kasih atau memujinya. Menyembunyikan atau tidak menghargai kebaikan yang diterima diartikan sebagai penolakan atau tidak mensyukuri kebaikan tersebut. Dan dalam konteks ini, orang yang menyembunyikan atau menyakiti orang yang berbuat baik kepadanya dianggap seperti orang yang memakai “dua helai pakaian kepalsuan”, atau tidak jujur dalam perbuatan mereka.
BACA JUGA : Syukron Katsiron Jazakumullah Khairan Artinya dan Penggunaanya